Seorang dokter pakar jantung meninggal dunia. Untuk mengenang jasanya, keluarganya sepakat untuk membuatkan sebuah tugu peringatan di kuburnya berbentuk jantung. Upacara pengkebumiaan pun berjalan dengan lancar.
Tak disangka satu bulan kemudian, seorang dokter pakar mata meninggal dunia juga. Seperti pada peristiwa sebelumnya, keluarganya sepakat untuk membuat sebuah tugu berbentuk mata di kuburnya untuk mengenang jasa beliau. Upacara pengkebumiaan beliau juga berjalan dengan lancar.
Setelah selesai pemakaman, para hadirin berangkat pulang, hanya tinggal seorang saja yang masih terisak merenung sendirian di pinggir makam si dokter itu.
Salah seorang dokter yang lain melihatnya dan segera menghampirinya, dengan penuh empati kemudian berkata: "Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu. Tak usah engkau pikirkan lagi." kata si dokter.
Yang dihibur kemudian menyahut lirih. "Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepadamu," kata lelaki itu.
"Ada apa sebenarnya?", tanya dokter tetap berusaha menenangkan. Tolong ceritakan, siapa tahu mungkin saya dapat membantu", jawab si dokter itu.
"Saya sedang memikirkan bagaimana pula upacara pemakaman saya nanti?", kata lelaki sedih itu.
"Mengapa?" tanya dokter satunya keheranan.
"Saya khan dokter penyakit kelamin!" jawab lelaki itu sedih.
Minggu, 14 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar